Detikgames.com – Bermain game menjadi hiburan bagi banyak orang, berikut ini ada beberapa game konsol paling brutal yang bisa kamu mainkan. Mengapa disebut paling brutal karena beberapa adegan dalam game tersebut bahkan sampai disensor di beberapa negara. Sama seperti media hiburan lainnya, game juga tidak bisa dihindarkan dari penyensoran, ada berbagai alasan yang menyebabkan game tersebut harus di sensor, mulai dari adegan yang mengandung konten eksplisit, terutama yang bersifat brutal, mengandung adegan bunuh-bunuhan yang brutal dan masih banyak lagi. Seperti beberapa game konsol di bawah ini yang menarik dimainkan meskipun di cap brutal.
Game Konsol Paling Brutal Yang Wajib Kamu Coba Mainkan
Yang pertama yaitu game yang berjudul The Last of Us, dalam game ini yang selama harus menghadapi kehidupan yang keras dan tidak kenal ampun. Karena dunia yang penuh kekerasan ini, The Last of Us ini akhirnya mendapatkan sensor di Eropa, khusus pada mode multiplayernya. Efek tubuh yang dapat terpotongs epenuhnya dihilankan dan elemen darah juga dibuat lebih tidak brutal, sekuel The Last of Us juga bisa mendapatkan perlakuan serupa yang mana versi Jepangnya disensor karena adegan yang melibatkan konten eksplisit, tertarik untuk memainkannya?
Game konsol paling brutal yang selanjutnya yaitu Uncharted: Drake’s Fortune, game ini jadi game Naughty Dog selanjutnya yang mendapatkan sensor di samping The Last of Us. Namun tidak seperti The Last of Us, kekerasan pada game ini memang tidak begitu brutal, walaupun begitu hal tersebut tidak membuatnya selamat dari tindakan sensor terutama dari luar Amerika Serikat. Di Jepang sendiri musuh yang harusnya berdarah saat ditembak dibuat tidak berdarah sedikitpun, disebut jika penyensoran game ini tidak dapat dihindari, tidak peduli Uncharted: Drake’s Fortune yang dibeli berasal dari negara mana. Selama konsol yang digunakan masih versi yang didistribusikan untuk pasaran Jepang, game ini juga menjadi salah satu game paling laris dan paling banyak dipilih para gamer.
Yang selanjutnya yaitu Until Dawn, penggemar game horor mungkin akan menikmati apa yang ditawarkan oleh game interaktif garapan Supermassive Games ini. Until Dawn sendiri sebenarnya sudah dirilis sejak tahun 2015, pemain akan diberi pilihan untuk memutuskan siapa yang berhasil keluar hidup-hidup pasca sebuah pesta di pondok gunung yang terisolasi berakhir mematikan. Pemain yang gagal bertahan hidup pada game ini akan menemui ajalnya dengan berbagai cara yang mengerikan, oleh karena itu game yang satu ini mendapatkan sensor di Jepang. Salah satu yang mendapat sensor besar-besaran yaitu adegan di mana salah satu karakter secara mengenaskan mati terbelah menjadi dua oleh gergaji, tertarik memainkan game ini?
Game konsol paling brutal yang selanjutnya yaitu Metal Gear Solid 2: Sons Of Liberty, game ini juga menjadi salah satu game brutal yang beberapa adegannya bahkan hingga disensor di beberapa negara. Penyensoran ini bahkan tidak hanya terjadi pada versi PS2 saja tapi juga versi Xbox dan PC, sedangkan versi AS ttidak mendapatkan sensor, Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty versi Eropa dan Jepang justru mendapatkan sensor, terutama untuk beberapa adegan yang menampilkan darah. Elemen tersebut kemudian dihapus atau hanya sekedar diturunkan saja intensitasnya agar tidak tampak terlalu brutal, penasaran dengan game yang satu ini?
Yang selanjutnya Indigo Prophecy, biasanya pasar Amerika sangat jarang melakukan penyensoran bahkan tidak peduli seberapa eksplisit konten suatu game tersebut. Namun dalam kasus Indigo Prophecy ini justru situasi terbalik, dikenal sebagai Fahrenheit di Amerika, Indigo Prophecy ini justru mendapat sejumlah penyensoran di Amerika dan malah sama sekali tidak disensor di Eropa, yang biasanya sangat sensitif dengan elemen eksplisit pada suatu game. Tapi adegan yang mendapatkan sensor bukan adegan yang mengandung banyak darah, namun adegan –adegan ‘nakal’, pada tahun 2015 lalu game ini mendapatkan versi remastered yang membuka konten atau adegan yang sebelumnya mendapatkan sensor. Kamu wajib mainkan game seru yang satu ini.
